nusakini.com-Semarang- Menjadi Kartini masa kini, mesti dilakukan semua perempuan. Bukan dengan cara seperti zaman RA Kartini, melainkan bagaimana berjuang, memberdayakan diri sendiri, berkontribusi bagi keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.

“Dulu Ibu Kartini berjuang dari sisi pendidikan. Tapi Kartini sekarang, harus berdaya untuk diri sendiri, memberdayakan orang di sekelilingnya, anak, saudara, tetangga, agar bisa mandiri. Kartini masa kini harus bisa berkontribusi bagi masyarakat,” beber Ketua Dekranasda Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, pada Obrolan Perempuan Terkini (Opini) dalam rangkaian UKM Virtual Expo (UVO) 2022, di Grhadhika Bhakti Praja, Senin (18/4/2022).

Menurutnya, Kartini masa kini bukan perempuan yang loyo, yang mudah menyerah pada keadaan. Apalagi, pandemi Covid-19 mengajarkan semua masyarakat, termasuk perempuan, untuk mampu bertahan, mengembangkan kreasi, inovasi, di tengah keterbatasan yang ada. Sebab, hanya mereka yang adaptif, akan mampu bertahan.

“Kita harus bisa mengidentifikasi diri masing-masing, pasionnya ke mana. Jadi nantinya yang dikerjakan itu tidak terpaksa, dan bisa profesional. Tapi, kita harus tetap belajar, empower diri sendiri agar bermanfaat. Kartini masa kini harus strong, menginspirasi, dan jangan lupa bahagia,” tegas Atikoh.

Diakui, dalam upaya pengentasan kemiskinan, harus menyasar perempuan. Sebab, berdasarkan data statistik, rumah tangga yang kepalanya perempuan, relatif berpotensi jatuh pada aspek perekonomian. Namun, bagi keluarga yang dipimpin laki-laki, perempuan juga boleh bekerja untuk membantu memperkuat ketahanan keluarga.

Atikoh menambahkan, Dekranasda Jateng terus berupaya meningkatkan perekonomian UKM perempuan yang saat ini tengah menggeliat. Ruang-ruang kreasi terus dibuka, pelatihan digelar dengan sasaran 75 persennya dari UKM perempuan, termasuk penguasaan teknologi agar bisa menguasai pasar.

“Dari data statistik, yang memanfaatkan media sosial sudah 80 persen hampir 90 persen. Tapi yang memanfaatkan untuk bisnis tidak sampai enam persen. Ini harus didorong, bagaimana bisa mengembangkan bisnis mereka menggunakan platform yang ada,” bebernya.

Atikoh mengungkapkan, secara pribadi, dia berupaya membantu UKM dengan mengendorse produk mereka. Produk yang yang sebelumnya sudah dibeli, dipajang di medsosnya, lengkap dengan akun produsennya. Sehingga, jika masyarakat berminat, akan mudah mendapatkannya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Menurutnya, Kartini zaman now harus melek digital, mengikuti perkembangan teknologi. Mereka juga dituntut memiliki semangat juang, mampu berdaya, menyumbangkan tenaga, pikiran, untuk keluarga dan masyarakat, terutama Jawa Tengah.

“Bagaimana semangat Kartini sekarang kita jaga. Kalau tidak mengimplementasikan cita-cita Ibu Kartini, kasihan Ibu Kartini. Mari kita berkiprah di bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita, apa yang sudah menjadi amanah kita,” ungkapnya.

Finalis Putri Indonesia 2018 Kidung Paramadita menambahkan, setiap masa ada momen yang tidak bisa dibandingkan. Namun begitu, setiap perempuan mesti memahami dirinya, sehingga bisa fokus pada apa yang akan dilakukannya.

Dia berpesan untuk para Kartini muda, agar jangan takut mencoba hal-hal baik, untuk memantik semangat belajar maupun bekerja. Jangan takut melakukan kesalahan. Yang tidak kalah pentingnya, jangan lupa menyeimbangkan kesehatan fisik dan psikis.

Atlet Menembak Peraih Medali Emas dalam Papernas 2021 di Papua, Hanik Puji Astuti, menyuarakan agar semua perempuan, baik yang normal maupun difabel, mesti memiliki semangat untuk melakukan hal-hal positif.

“Jangan buang-buang waktu. Lakukan hal-hal positif di setiap waktu,” tandasnya. (rls)